Wednesday, 25 January 2017

Kelapa sawit dan lada hitam di Perbatasan RI-Malaysia

Kehidupan modernisasi warga di perbatasan tidak lepas dari adanya perusahaan kelapa sawit yang terdapat di wilayah tersebut. Selain itu terdapat juga tanaman Sahang yang merupakan sebutan bagi lada hitam untuk masyarakat perbatasan di Kalbar. Perusahaan kelapa sawit milik negara tersebut masuk ke wilayah kalimantan barat pada sekitar tahun 2010, perusahaan lantas memperkerjakan warga pribumi sebagai buruh lepas yang diberi upah tidak sebanding dengan keuntungan yang mereka dapatkan. Selain itu perusahaan tersebut juga menawarkan oper kontrak lahan bagi warga pribumi dengan rincian warga memberikan ladang yang mereka miliki untuk ditanami kelapa sawit dan lagi-lagi pembagian keuntungan tidak fair, perusahaan menawarkan bagi hasil 60 berbanding 30 persen yang dibayar setiap lima tahun sekali. Menurut pengakuan salah satu warga tidak semuanya mendapatkan uang yang sesuai dengan yang ditawarkan tersebut, hal ini memunculkan kekhawatiran mengingat akan muncul istilah “menjadi budak di negeri sendiri”. Sebelum tahun 2010 hampir seluruh masyarakat Indonesia di perbatasan Kalbar menggantungkan hidupnya dengan bertani, hasil terbesar ialah lada hitam dan seluruh ladang yang mereka miliki dipenuhi tanaman lada hitam, dimana rasio benefit-cost antara bertani lada hitam jauh lebih besar dibandingkan bekerja sebagai buruh lepas di perusahaan kelapa sawit.

Model perawatan tanaman kelapa sawit di Kalbar

Model penanaman Lada hitam di Kalbar
        Penggunaan minyak sayur sebagai kebutuhan pokok masyarakat Indonesia tentunya tidak lepas dari kelapa sawit. Akan tetapi terdapat berbagai hal yang harus dipertimbangkan pada tanaman tersebut terlebih untuk kepentingan komersial yang membutuhkan tanaman yang banyak. Salah satu dampak negatif dalam penanaman kelapa sawit yaitu rusaknya ekosistem hutan yang dapat mengancam keberadaan flora, fauna, global warming, selain itu sifat tanaman kelapa yang membutuhkan banyak air membuat sumber air tanah di wilayah tersebut berkurang. Maka dari itu pemerintah hendaknya selalu melakukan evaluasi secara rutin terhadap penanaman kelapa sawit yang dilakukan dalam jumlah yang banyak agar memberikan keuntungan kepada semua lapisan masyarakat

Hamparan kebun kelapa sawit di Kalbar

No comments:

Post a Comment